KHASIAT BUAH MAHONI
Seperti
kebanyakan obat, mahoni juga pahit rasanya. Namun, di balik pahitnya
itu tersimpan khasiat alami untuk beragam keluhan, yang antara lain
berkat kandungan flavonoid dan saponinnya.
Sudah lama mahoni
dipilih sebagai bahan dasar mebel. Kekuatan dan kerindangan pohonnya
dimanfaatkan untuk penyejuk jalan. Sementara buahnya justru dibiarkan
jatuh berguguran.
Di Malaysia mahoni mendapat perhatian lebih. Di
negeri tetangga itu, buah mahoni atau biasa disebut sky fruit dijadikan
bahan dasar vitamin maupun obat-obatan alami. Sebutan Sky Fruit itu
karena buahnya menunjuk ke arah langit.
Penemuan buah mahoni
sebagai vitamin dan obat-obatan pertama kali oleh ahli biokimia, DR.
Larry Brookes, pada tahun 1990-an. Lalu buah mahoni yang mengandung
flavonoid dan saponin dibuat dalam bentuk ekstrak.
Kandungan
flavonoidnya berguna untuk melancarkan peredaran darah, terutama untuk
mencegah tersumbatnya saluran darah, mengurangi kadar kolesterol dan
penimbunan lemak pada dinding pembuluh darah, membantu mengurangi rasa
sakit, pendarahan, dan lebam, serta bertindak sebagai antioksidan untuk
menyingkirkan radikal bebas.
Saponin berguna mencegah penyakit
sampar, mengurangi lemak tubuh, meningkatkan sistem kekebalan,
memperbaiki tingkat gula darah, serta menguatkan fungsi hati dan
memperlambat proses pembekuan darah.
Mengatasi Hipertensi
Dalam farmakologi Cina dan pengobatan tradisional lain disebutkan,
tanaman obat
ini memiliki sifat pahit, dingin, antipiretik (penurun panas),
antijamur, dan mampu menurunkan tekanan darah tinggi. Efek farmakologis
ini diperoleh dari penggunaan biji yang dikeringkan, digiling halus,
sampai menjadi serbuk.
Khasiat biji mahoni, yaitu mengatasi
hipertensi, gangguan gula darah, kurang nafsu makan, demam, dan membantu
menjaga daya tahan. Cara mengolahnya, biji ditumbuk atau dihaluskan
menjadi bubuk lalu diseduh dengan air panas.
Tanaman yang
memiliki kemampuan sebagai astringent (mengeringkan) ini dapat
mengendapkan protein selaput lendir usus dan membentuk suatu lapisan
yang melindungi usus, sehingga menghambat asupan glukosa dan laju
peningkatan glukosa darah.
Sebuah penelitian biji mahoni dalam
menurunkan glukosa darah pada hewan percobaan pernah dilakukan Laurentia
Mihardja, peneliti pada Center For Research and Development of Disease
Control, NIHRD. Pemberian ekstrak mahoni dosis 45 mg/160 g bb setelah 7
hari menunjukkan hasil berbeda yang signifikan dibanding pelarut serta
tidak berbeda dengan glikazide 7,2 mg/200 g bb.
Disimpulkan,
mahoni dapat menurunkan glukosa darah pada hewan percobaan. Mahoni
sebenarnya sangat populer, khususnya di era 80-an. Maklum saja, pohon
dengan batang kokoh dan menjulang ini mudah ditemui hampir di sepanjang
jalan provinsi di Pulau Jawa. Ketika musim kemarau, bijinya banyak
berguguran hingga dianggap sampah.
Sampai
sekarang tetap ada yang memanfaatkan biji mahoni sebagai bahan dasar
ramuan untuk mengobati beragam penyakit. Tersiar dari mulut ke mulut,
ramuan serbuk mahoni pun dipercaya memiliki khasiat untuk membantu
proses penyembuhan dan vitalitas. Selain serbuk, ada juga yang
mengonsumsi langsung biji mahoni setelah membuang kulit luarnya yang
berbentuk pipih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar